Bambang Sulistya: Bergabung ke PWRI, Pensiunan Bisa dapatkan Batol, Badol, dan Bandol

Korandiva – .– Pengurus dan anggota Persatuan Republik Indonesia () perlu mendukung program Pemerintah Daerah dalam mempercepat akselerasi untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan. Hal itu disampaikan Sekda Dr. Fahrudin, SH.,MM yang mewakili Bupati pada saat pembukaan Rapat Kerja serta ke-62 PWRI di Gajah Mada Rembang, Rabu (8/1/2025).

Fahrudin mengakui bahwa para anggota PWRI memiliki keunggulan karena mempunyai pengalaman, pengetahuan, kemampuan, keahlihan, jaringan dan koneksi sehingga pantas disebut sebagai tokoh masyarakat untuk dijadikan panutan.

“Jangan melihat PWRI hanya merupakan kumpulan dari para , tapi hargai dan hormati karena mereka masih bisa berkarya nyata untuk memberi nasehat, menjaga nilai dan serta memiliki kemampuan sebagai panutan, mediator dan agen perubahan ,” pesannya.

Hadir sebagai pada acara tersebut Ir.H. , M.MA selaku Ketua PWRI yang juga koordinator PWRI Eks Karesidenan . Mantan Sekda Blora itu mengaku memperoleh banyak pelajaran dan masukan berkaitan dinamika upaya pengembangan PWRI yang para anggotanya berasal dari para .

Baca Juga:  Bagikan 10 Juta Bendera untuk Sesarengan Bangun Blora

“Ibarat dalam peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, Saya didaulat sebagai narasumber dalam forum sambung rasa antara para pengurus PWRI dengan para pengurus PWRI Kecamatan,” tuturnya di Blora, Sabtu (11/1/2025).

Pada sesi sambung rasa, Bambang Sulistya menawarkan nilai tambah ketika para pensiunan menjadi anggota PWRI.
“Minimal ada empat hal nilai manfaat yang diperoleh, yaitu untuk penghiburan diri, makin prima,tambah teman dan saudara serta iman makin meningkat,” jelasnya.

Kemudian ketika ada peserta mempertanyakan, kapan stesel pasif untuk menjadi anggota PWRI akan direalisasikan?
Bambang Sulistya memberi jawaban agar para pengurus bisa berfikir realistis, karena untuk bisa mewujudkan harapan tersebut masih dibutuhkan seperangkat aturan dari pemerintah yang sampai saat ini belum ada. Sehingga perlu ada kegigihan dan perjuangan dari para pengurus PWRI di tingkat pusat.

“Sementara ini yang bisa kita tempuh dan lakukan adalah membangun spirit kebersamaan dan komunikasi ramah lingkungan dengan pimpinan daerah dan berbagai pihak terkait,” terangnya.
Menurut Bambang Sulistya, ada tiga upaya pendekatan yang bisa kita tempuh dengan mengamalkan falsafah B3.

Baca Juga:  Wis Tau Alus

B1: Bantuan tenaga orang lain (Batol) utamanya dukungan dari Pemerintah Daerah.
“Dulu ada julukan Harimau atau Singa adalah Si Raja Hutan.Namun saat ini Tikuspun bisa menjadi Raja Hutan asal dekat dengan Harimau atau Singa,” tuturnya.
Sehingga tugas kita saat ini pengurus PWRI harus bisa membangun pendekatan dengan pimpinan daerah khususnya kepada Bupati agar PWRI tetap eksis dan berdaya guna.
B2: Bantuan dana orang lain (Badol) dengan upaya membangun pendekatan dan kemitraan keberbagai pihak.
B3: Bantuan doa orang lain(Bandol) dengan aktif pengurus melaksanakan silahturahmi kepada para tokoh agama untuk mohon doa agar para pengurus diberi kesehatan,kekuatan dan ketegaran dalam mendukung program program pemerintah.
Catatan istimewa dalam kegiatan PWRI sampai acara akhir ditungguhi oleh asisten satu Setda Rembang Agus Salim dan para pengurus mampu menyuguhkan olah vokal untuk mengibur para peserta raker. (*).