29.6 C
Blora

Ketua PSI Blora, Alumni Lirboyo, Ajak Media Sajikan Wajah Pesantren yang Utuh dan Beradab

Korandiva-BLORA.– Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Blora, Shoifurrofiq, menyuarakan keprihatinannya terhadap cara media terkadang menggambarkan dunia pondok pesantren. Ia berharap stasiun televisi NASIONAL, termasuk Trans 7, dapat lebih bijaksana dan tidak menyajikan narasi yang berpotensi mendiskreditkan institusi pendidikan Islam yang telah terbukti berkontribusi besar bagi bangsa.

Sebagai seseorang yang pernah mengenyam pendidikan selama delapan tahun di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (1994-2002), Rofiq merasa memiliki ikatan emosional dan tanggung jawab moral untuk meluruskan persepsi yang keliru.

“Pondok pesantren adalah kawah candradimuka, tempat di mana adab dan akhlak ditempa di atas segalanya. Esensi utama dari pendidikan di pondok adalah pembentukan karakter,” ujar Rofiq di Blora. “Oleh karena itu, kami sangat menyayangkan jika ada tayangan atau pemberitaan yang seolah-olah mengabaikan nilai fundamental ini dan hanya menyorot dari sisi yang sempit atau negatif.”

Rofiq, yang selama di Lirboyo berada di bawah naungan Pondok Hidayatul Mubtadiin asuhan K.H. Anwar Mansyur, menegaskan bahwa pesantren adalah benteng moral bangsa. Menurutnya, alumni pesantren telah tersebar di berbagai sektor kehidupan dan membawa nilai-nilai integritas, kesederhanaan, dan penghormatan kepada sesama.

Baca Juga:  Ringankan Beban Ekonomi Masyarakat, Pemkab Pati Akan Salurkan Bantuan Sosial untuk Warga Miskin

“Kami tidak anti-kritik, namun kami berharap media, khususnya stasiun televisi nasional seperti Trans 7, dapat menyajikan pemberitaan yang berimbang dan tidak diskriminatif,” tegasnya. “Jangan sampai citra ribuan pesantren di Indonesia dengan jutaan santrinya tercederai oleh narasi yang kurang lengkap atau sensasional.”

Ia mengajak para insan media untuk lebih sering berkolaborasi dengan pondok pesantren, melihat lebih dalam proses pendidikan yang terjadi, dan mengangkat kisah-kisah inspiratif dari para santri, kiai, dan alumni.
“Mari tampilkan wajah pesantren yang sesungguhnya. Wajah pendidikan yang menjunjung tinggi adab, menghargai keberagaman, dan cinta tanah air. Media memiliki kekuatan besar untuk menyebarkan narasi positif ini demi kemajuan bersama,” tutupnya. (*)

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait