Korandiva-BLORA.– Ketidakpastian cuaca dan curah hujan yang tak menentu mendorong para petani di Desa Bandung Rojo, Kecamatan Ngawen, untuk mencari solusi agar hasil pertanian tetap optimal. Salah satu inovasi datang dari Abdurahman, warga Dukuh Karang Rowo, yang memanfaatkan bongkotan bambu di sekitar lingkungannya untuk dijadikan lanjaran atau penopang tanaman.
Langkah kreatif tersebut bermula dari kondisi musim kemarau yang sulit diprediksi. Bahkan, pada Juni hingga Juli lalu, hujan masih turun dengan intensitas tinggi dan sempat menyebabkan banjir di beberapa wilayah.
“Dengan adanya lanjaran, tanaman seperti kacang, jagung, cabai, tomat, hingga melon bisa tumbuh lebih baik dan tidak mudah roboh,” ujar Abdurahman saat ditemui di kediamannya.
Inisiatif Abdurahman tak hanya membantu pertaniannya sendiri, tetapi juga menginspirasi warga sekitar. Kini, pemanfaatan bambu sebagai lanjaran mulai meluas dan menjadi peluang ekonomi baru bagi warga desa. Pesanan pun mulai berdatangan dari sejumlah petani di desa lain, dengan harga jual Rp250.000 per 1.000 batang lanjaran.
Kepala Desa Bandung Rojo, Nurudin, memberikan apresiasi atas langkah kreatif warganya tersebut.
“Saya sangat mendukung inisiatif warga yang mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitarnya untuk menunjang pertanian sekaligus menambah penghasilan keluarga,” ujarnya.
Pemanfaatan bambu lokal untuk kebutuhan pertanian ini dinilai sebagai langkah cerdas dan ramah lingkungan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim yang kian sulit diprediksi. Selain mengurangi limbah alam, inovasi ini juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa. (*)