Korandiva-BLORA.– Wacana pembangunan kilang minyak di Kabupaten Blora kembali mengemuka, kali ini mendapat sorotan serius dari Forum Pro Demokrasi & Investasi Blora. Ketua forum, Eko Budi Kasmijan, menyuarakan harapan besar terhadap langkah konkret pemerintah daerah dan BUMD PT Blora Patra Energi dalam merealisasikan proyek strategis tersebut.
Menurut Eko, keberadaan sumber daya minyak bumi di Blora selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. “Blora adalah daerah penghasil minyak, tapi selama ini hanya berhenti pada tahap eksplorasi. Crude oil kita langsung dikirim ke luar daerah tanpa proses pengolahan lokal. Ini tentu kerugian besar dari sisi ekonomi daerah,” tegasnya, Minggu (20/07).
Ia menilai, pembangunan kilang minyak dapat menjadi game changer ekonomi Blora. Selain memperkuat hilirisasi energi nasional yang selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto, proyek ini diyakini mampu menciptakan ribuan lapangan kerja, mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta menumbuhkan industri turunan.
Namun di balik optimisme tersebut, terdapat sejumlah tantangan mendasar yang belum dijawab secara jelas oleh para pemangku kebijakan. Mulai dari studi kelayakan teknis dan lingkungan, transparansi dalam kerja sama investasi, hingga jaminan keberlanjutan pasokan bahan baku.
“Jika kilang dibangun, tentu ini langkah strategis. Tapi pemerintah daerah dan BUMD harus terbuka, profesional, dan akuntabel. Kita tidak ingin proyek besar hanya menjadi simbol politik tanpa dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Eko.
Forum Pro Demokrasi & Investasi Blora, lanjutnya, siap mengawal proses ini secara kritis dan konstruktif. Mereka mendorong sinergi lintas sektor—dari pemerintah pusat dan daerah, investor swasta, hingga masyarakat lokal—agar rencana ini tidak berhenti pada tataran wacana semata.
Eko juga menekankan pentingnya memastikan bahwa proyek ini benar-benar mendukung kemandirian energi nasional, bukan sekadar menjadi proyek bisnis semata. “Ini bukan soal Blora saja. Ini tentang bagaimana daerah bisa memberi kontribusi nyata bagi Indonesia yang lebih berdaulat dalam energi,” pungkasnya.
Kini, dengan semangat kolaboratif dan ekspektasi publik yang tinggi, bola panas pembangunan kilang minyak ada di tangan para pengambil kebijakan. Blora menunggu bukti nyata, bukan sekadar janji. (*)