Korandiva – BLORA.– Sebuah peristiwa langka dan penuh kehangatan terjadi di Desa Wotbakah, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Sabtu (14/6/2025). Dalam rangka acara sunatan cucu dari Karman atau yang akrab disapa Mbah Man Sontoloyo, digelar pengajian istimewa yang menghadirkan Wakil Ketua KPK RI periode 2024–2029, Dr. Fitroh Rohcahyanto, SH., MH., sebagai penceramah.
Menariknya, Fitroh tampil tidak seperti mubaligh pada umumnya. Ia mengenakan pakaian kasual berupa baju lengan panjang dan celana jeans tanpa kopiah. Ia mengaku hadir bukan sebagai penceramah, melainkan sebagai tamu yang ingin menghadiri hajatan keluarga dekat. Namun suasana berubah menjadi meriah karena Fitroh justru memberikan ceramah inspiratif dengan gaya santai dan penuh canda.
Dalam tausiahnya, Fitroh membuka dengan sholawat dan menyawer siapa saja yang bisa melanjutkan liriknya, menciptakan suasana pengajian yang hidup dan gayeng. Ia menyampaikan pesan spiritual tentang pentingnya bersedekah. Menurutnya, sedekah tidak akan mengurangi harta, justru akan mendatangkan keberkahan dan dilipatgandakan balasannya oleh Allah SWT.
Selain itu, ia menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, terutama ibu. Ia mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang menyebut tiga kali ibu sebagai pihak yang paling layak diperlakukan baik sebelum ayah.
Fitroh juga membagikan pengalaman pribadinya yang pernah celaka karena mengabaikan nasihat ibunya, dan kini rutin mengunjungi ibunya di Jepara setiap minggu.
Topik lain yang ia bahas adalah tentang haji syariat dan haji hakikat. Fitroh menegaskan bahwa naik haji adalah urusan izin dari Allah, bukan semata soal kemampuan materi. Ia bahkan membagikan kisah pribadinya yang batal naik haji tahun ini karena visanya tak kunjung terbit, meskipun segala persiapan telah dilakukan.
Dalam ceramahnya, Fitroh menyampaikan bahwa amal baik dan kepedulian sosial justru bisa menjadi jalan mendapatkan pahala haji mabrur. Ia mencontohkan sahabat Nabi yang batal naik haji karena membantu saudaranya, namun tetap mendapat penghargaan dari Rasulullah.
Sebelum menutup tausiah, Fitroh mengadakan kuis berhadiah saweran dengan menantang hadirin menyebutkan enam pesan bijak dari Imam Al-Ghazali. Pesan tersebut antara lain: jarak terdekat adalah kematian, yang paling jauh adalah masa lalu, yang paling besar adalah nafsu, yang paling berat adalah amanah, yang paling ringan adalah meninggalkan salat, dan yang paling tajam adalah lidah manusia.
Usai tausiah, Fitroh membagikan sedekah kepada kru musik dan peserta yang berhasil menjawab pertanyaannya. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh, seperti mantan Ketua DPRD Blora HM. Kusnanto, Kepala Dinkesda Blora Edi Widayat, dan anggota DPRD Dapil IV serta tokoh masyarakat lainnya.
HM Kusnanto mengaku terkesan dengan gaya ceramah Kyai Fitroh yang menghibur, membangun keakraban dan sarat makna. “Pengajian ini memberikan motivasi dan membuktikan bahwa budaya kepyur bisa membangkitkan kepekaan serta kerukunan umat,” ujarnya.
Senada, mantan Sekda Blora Ir. H. Bambang Sulistya, M.MA., mengaku mendapatkan pelajaran berharga. “Saya diingatkan bahwa hidup itu misteri, dan sangat bersyukur bisa bertemu langsung dengan tokoh nasional yang rendah hati dan bisa diteladani,” ucapnya. (*)