Korandiva-DEMAK.- Sejumlah mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) memulai pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler di Desa Gempolsongo Kecamatan Mijen Kabupaten Demak selama 30 hari pada hari Minggu, 8 September 2024.
Di tengah warga desa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani itu, mahasiswa berhasil meluncurkan produk baru berupa produk bawang goreng. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan nilai tambah bawang merah.
Kegiatan ini laksanakan di Balai Desa Gempolsongo yang mendapat dukungan penuh dari Ibu-Ibu kader dan karang taruna. Dalam kegiatan yang di gelar pada hari Minggu, 8 September itu, para peserta mendapatkan pelatihan menyeluruh tentang teknik pembuatan bawang goreng yang benar. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan memiliki daya saing di pasar.
Kepala Desa Gempolsongo Anang Adinansi mengatakan, penurunan harga bawang merah yang sering kali terjadi memiliki dampak signifikan terhadap pendapatan petani. Sebagai desa yang mayoritas pendududuknya bergantung pada sector pertanian, khususnya bawang merah.
“Harga bawang sering anjlok yang membuat petani merugi. Kami sangat bersyukur dengan adanya inovasi di bidang produk ini,” ungkapnya.
Anang berharap melalui program dapat menciptakan stabilitas ekonomi dan meningkatkan pendapatan petani. Adapun produk bawang goreng yang dihasilkan diberi merek “Bawang Gempol9”.
“Kami berharap produk ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat Desa Gempolsongo dan meningkatkan perekonomian desa,” ujar Rio Isnan Galih Ramadhani, salah satu mahasiswa KKN.
Untuk kemasan produk, dirancang dengan mempertimbangkan efisiensi dan daya tarik visual. Kemasan yang praktis memastikan kualitas bawang goreng tetap terjaga selama proses penyimpanan dan pengiriman, sementara desain kemasan yang inovatif bertujuan menarik perhatian konsumen dengan elemen warna, logo, dan gambar yang cermat.
Hal lain yang menjadi fokus utama dalam pelatihan tersebut adalah digitalisasi pemasaran. Pada kesempatan itu peserta juga dilatih untuk memanfaatkan berbagai platform online seperti marketplace, Facebook, TikTok Seller Center, dan Instagram guna memaksimalkan promosi produk.
Marketplace menurut Rio, memungkinkan penjualan langsung kepada konsumen, sementara Facebook dan Instagram digunakan untuk membangun brand awareness. TikTok Seller Center, dengan fitur videonya, menyediakan media untuk konten kreatif yang dapat menarik perhatian lebih banyak audiens.
“Kami ingin “Bawang Gempol 9 tidak hanya dikenal di Desa Gempolsongo, tapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” imbuh Rio.
Adapun program ini bertujuan untuk menjadikan usaha bawang goreng sebagai UMKM yang sukses dan menjanjikan, serta mengurangi dampak fluktuasi harga terhadap pendapatan petani. “Diharapkan melalui langkah-langkah inovatif ini, stabilitas ekonomi di Desa Gempolsongo dapat tercapai dan kesejahteraan masyarakat setempat dapat meningkat,” tandasnya. (*)