Korandiva-BLORA.- Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora diundang secara pribadi dengan nuansa keakraban, kekeluargaan dan penuh canda ria di rumah pribadi Letjen TNI Purnawirawan Bibit Waluyo di Magelang, Rabu (11/9/2024).
Dengan semangat membara dan tekad maju tak gentar membangun perubahan dan kemajuan nasib para petani tebu sebagian pengurus APTRI hadir memenuhi undangan itu. Di antaranya, Sunoto (Ketua APTRI), Anton Sudibdyo (Sekretaris), Agus Joko Susilo (Sekretaris II), serta Bambang Sulistya (penasehat APTRI).
“Kami memenuhi undangan beliau, dan telah sepakat akan menyampaikan uneg-uneg tentang dinamika pengelolaan pertebuan masa giling 2024 di Pabrik Gula Gendis Multi Manis (GMM) Bulog Todanan, Blora Jateng,” kata Ketua APTRI Blora Sunoto.
Hal itu dikarenakan, Bibit Waluyo adalah satu-satunya Gubernur Jateng yang ikut andil besar berdirinya pabrik gula modern di Bumi Blora Mustika.
“Beliau sosok pemimpin yang prasojo, loma, jawani, tegas dan peduli kepada wong cilik serta selalu berjuang untuk menggelorakan semangat pengabdian berupa motivasi diri dengan ungkapan keringatku untuk rakyatku, baktiku, prestasiku menjadi pemicu semangat untuk terus bekerja keras bagi masyarakat pedesaan dengan semboyan Bali Deso Mbangun Deso,” tambahnya.
Menurut Ketua APTRI Blora Sunoto, pertemuan kali ini adalah pertemuan istimewa dan bersejarah. Karena semua esensi dari keluhan dan harapan petani tebu Blora akan disampaikan oleh Bibit Waluyo kepada Calon Gubernur Jateng Ahmad Luthfi yang nanti akan datang di rumah pribadi Bibit Waluyo di Magelang.
Sementara itu, bagi Anton Sudibdyo Sekretaris APTRI Blora, kedatangan pengurus APTRI di Magelang dapat menjadikan spirit bagi pengurus APTRI untuk menumbuhkan motivasi dan inspirasi dalam memperjuangkan nasib para petani tebu.
“Sekaligus bisa meyakinkan dan mengenal secara dekat dengan salah satu sosok pemimpin Jateng yang saat ini sedang berkompetisi dalam pesta demokrasi yang akan digelar pada 27 November 2024. Semoga beliau amanah dan selalu berkiprah yang membuat wong cilik gumuyu,” tuturnya.
Berbagai aspirasi yang disampaikan oleh para pengurus APTRI Blora kepada Bapak Bibit Waluyo.
Pertama tentang terwujudnya adanya bentuk kemitraan standar antara para petani tebu dan pihak Direksi PT. GMM Bulog, tidak ada yang direndahkan apalagi dikorbankan yang ada semangat saling membantu, saling memberi manfaat dan saling menguntungkan.
Kedua, komunikasi secara transparan, terbuka dan akuntabel serta ramah lingkungan harus dapat diwujudkan. Sehingga bisa terjalin kerja sama dan hubungan kemitraan yang harmonis tidak saling menyalahkan apalagi saling memfitnah.
Ketiga, dapat diupayakan oleh pihak pabrik gula selama masa pemeliharaan tebu mampu mewujudkan sarana produksi berupa ketersedian pupuk baik dalam kwantitas dan harga yang terjangkau oleh para petani.
Harga pembelian tebu petani oleh pabrik gula hendaknya selalu disesuaikan dengan naiknya nilai rendemen dan tuntutan harga pasar yang sedang berkembang.
Keempat, hadirkan bibit tebu unggul dan berkualitas yang mampu meningkatkan produktifitas dan rendemen tebu.
Seperti yang telah dirintis oleh pengurus APTRI Blora saat ini sudah mengembangkan varietas tebu MUSTIKA A yang memiliki potensi produksi tebu sebesar 130 ton/ha dan rendemen 12%.
Bibit Waluyo berpesan secara khusus kepada para pengurus APTRI Blora, agar terus berjuang untuk berbuat baik kepada wong cilik dan jangan pernah menyerah apalagi putus asa dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam perjuangan.
“Ingat berbuat baik itu akan meningkatkan kepercayaan diri karena mampu memberi nilai manfaat kepada siapapun dan Allah akan memberi rezeki, kemudahan dan kelancaran dalam kehidupan Amin,” tuturnya. (*)