Dinamika Zonasi dalam PPDB, Sekolah Favorit di Blora Kelebihan Pendaftar

By: Sucipto & Bambang Subiyanto

Korandiva-.- Meski sejumlah sekolah mengalami penurunan pendaftar siswa baru, namun kondisi sebaliknya justru dialami oleh SMP Negeri 1 Blora.

Tiga tahun terakhir SMP yang berada di Jl. Dr. Sutomo Nomor 38 Blora itu selalu kelebihan pendaftar. Bahkan tahun ini panitia Penerimaan Baru (PPDB) terpaksa menolak hampir separo dari pendaftar yang mencapai 600 siswa.

Saat ini sekolah tersebut mempunyai 10 kelas di setiap jenjangnya sehingga dari Kelas 7 sampai Kelas 9 total ada 30 rombel dengan jumlah total siswa sebanyak 960 siswa.

Kepala SMP Negeri 1 Blora Ainur Rofiq mengungkapkan, banyaknya pendaftar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya label sebagai sekolah terbaik dan favorit yang melekat sejak dulu, sehingga menjadikan animo masyarakat tinggi dan berebut mendaftar di SMP Negeri tertua di Blora itu.

Rofiq menambahkan, guru maupun siswa yang berhasil ditorehkan juga menjadi motivasi bagi masyarakat untuk mendaftar di SMP tersebut. “Alhamdulillah, semakin kesini prestasi guru dan siswa semakin membaik,” imbuh Rofiq.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan SMPN 1 Blora mencapai 25 jenis. “Salah satunya ekstra robotic yang satu-satunya hanya ada di Blora ini,” katanya.

Sementara itu, panitia PPDB mengaku, dalam pihaknya tidak menggunakan trik khusus. Secara zonasi SMP 1 Blora hanya memiliki 1 sekolah kantong, yaitu SDN Tempelan. “Secara zonasi kami hanya memiliki 1 kantong sekolah yaitu SD Tempelan yang memiliki kelas pararel,” ungkap Karno, salah satu panitia PPDB.

Baca Juga:  Doakan Anggota PWRI Blora yang akan Berangkat Haji, Bambang Sulistya: Harus Selalu Ingat NKRI

Selama ini panitia hanya mengeshare informasi penerimaan siswa baru melalui sekolah dan pamlet. “Secara teknik, kami hanya sosialisasi biasa melalui sekolah dan menyebar pamlet. Secara zonasi, justru dalam melakukan seleksi masuk kami tidak bisa mencari kualitas yang bagus karena seleksinya hanya berdasarkan jarak,” ungkap Karno.

Hal yang sama terjadi di SMP Negeri 2 yang dari dulu sudah dikenal sebagai sekolah favorit. Setiap masa PPDB, sekolah yang berada di Kampung Baru Kelurahan Karangboyo Cepu tersebut selalu diserbu pendaftar.

“Tahun ini ada 279 pendaftar, sehingga ada kelebihan 55 pendaftar, karena tahun ini kami hanya menerima sesuai kuota yaitu 224 siswa baru,” ungkap Ketua Panitia PPDB SMP Negeri 2 Cepu, Suprapto.

Suprapto menjelaskan bahwa setiap tahun sekolah yang sudah memiliki 9.529 alumni ini selalu diserbu pendaftar. “Ya, setiap tahun selalu kelebihan pendaftar. Pendaftar yang tidak diterima, kami alihkan ke sekolah lain,” katanya.

Alumni IKIP PGRI ini menuturkan, tahun ini pendaftar yang melalui jalur zonasi ada 141 pendaftar, jalur prestasi 96 pendaftar, jalur perpindahan orang tua ada 8 pendaftar, serta melalui jalur afirmasi sebanyak 34 pendaftar.

Suprapto menambahkan, letak geografis yang membuat SMP Negeri 2 Cepu tidak pernah kekurangan pendaftar. “Prioritas kami yang berasal dari Kelurahan Karangboyo. Tetapi ada pendaftar melalui jalur prestasi berasal dari , Kedewan, , , dan Nglanjuk,” ujarnya.

Baca Juga:  Warga Ngawen, Blora Keluhkan Susahnya Beli Set Top Box

Lembaga yang berdiri 17 Pebruari 1979 ini semakin diminati masyarakat dikarenakan sering mengukir prestasi bergengsi. “Banyaknya prestasi sekolah yang membuat masyarakat ingin anaknya menimba ilmu di sini,” ujar Suprapto.

Sementara itu kondisi yang berbeda terjadi di SMPN 3 Satu Atap. Sejak berdiri Tahun 2005 lalu, sekolah ini tidak pernah memiliki siswa banyak. Bahkan, pada awal berdirinya hingga pertengahan 2010 akses menuju sekolah yang berada di Dukuh Banat Desa Bedingin itu sangat memprihatinkan. Jika musim hujan, guru di sekolah tersebut terpaksa harus meninggalkan motornya di jalan persawahan karena jalan yang ada tidak bisa dilalui.

Kepala SMP Satu Atap Todanan Sutar menjelaskan, sistem zonasi yang diterapkan pemerintah tidak berpengaruh pada PPDB di sekolahnya. “Sistem Zonasi tidak mempengaruhi PPDB di sekolah kami, karena selama ini secara gegrafis sekolah kami terisolir, sehingga sekolah yang sebenarnya dekat sekalipun enggan mendaftar di sini,” kata Sutar.

Saat ini siswa keseluruhan sebanyak 39 siswa. Semua berasal dari SDN 2 Bedingin.

“Alhamdulillah sekarang siswa SDN 2 Bedingin mayoritas masuk di SMP Satu Atap, kalau dulu siswa SDN 2 sendiri enggan mendaftar,” katanya. Pada PPDB tahun ini, pendaftar Kelas 7 yang baru berjumlah 10 siswa. (*)