BLORA.-
Memasak menggunakan kompor gas telah menjadikan kebiasaan dan cara memasak ibu-ibu zaman sekarang. Mereka akan merasa kesulitan jika harus di dapur menggunakan kayu bakar sebagai alternative jika terjadi kelangkaan gas LPG seperti saat ini.
Akhir-akhir ini, sejumlah ibu-ibu mengaku kelabakan karena sudah seminggu lebih gas LPG menghilang di pasaran. Sedangkan aktivitas dapur meningkat pada momen-momen bulan puasa.
Siti Duriatin, warga Kedungwungu Kecamatan Kedungtuban, Blora mengatakan, dia kesulitan mendapatkan gas sejak seminggu terakhir. Bahkan upaya untuk mencari dan menghubungi beberapa warung langganannya juga tidak membuahkan hasil. “Padahal, hampir seluruh aktivitas memasak hingga merebus air saya mengandalkan gas,” ujar ibu dua anak itu.
Kondisi serupa juga dialami ibu-ibu di Kalitengah dan wilayah lain. Meski ada alternative kayu bakar, kemampuan dan ketrampilan menyalakan api di dapur menggunakan kayu bakar dirasa merepotkan.
“Apa lagi ini bulan Ramadhan ditambah cuaca dingin seperti ini, kayu bakarnya agak basah sehingga sulit untuk dinyalakan,” kata Marmijah yang mengaku agak sering menggunakan kayu bakar untuk memasak air dan juga memasak nasi.
Sejumlah agen dan distributor gas LPG di Kecamatan Todanan mengaku sudah beberapa hari tidak menerima pasokan gas. “Kami sendiri juga kesulitan mendapatkan gas dari pangkalan,” kata wanita pemilik agen gas yang biasa dipanggil Mbak Lis ini.
Akibat kelangkaan gas tersebut, harga LPG di wilayah Todanan dan sekitarnya naik dari biasanya sekitar Rp. 20.000, per tabung ukuran 3 kg, kini menjadi Rp.22.000 hingga Rp.28.000. “Itu pun barangnya tidak ada,” ungkap Titin.
Sementara itu Bupati Blora Arief Rohman melalui postingan di medsos pribadinya mengungkapkan jika penyebab kelangkaan gas LPG di Kabupaten Blora di akibatkan oleh cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini. Kapal pengangkut LPG belum berani bersandar. ”Kapal pengangkut LPG berani bersandar jika kecepatan angin masih 20 Knot. Pagi tadi masih 20 hingga 35 Knot di pelabuhan Semarang apalagi diperparah banjir,” tulis Arief Rohman di akunnya.
Untuk mengatasi kelangkaan ini, pihaknya telah meminta bantuan pasokan LPG dari pelabuhan Gresik Jawa Timur. Targetnya, kamis malam atau Jum'at (15/3/2024) LPG telah normal di Kabupaten Blora. (*)