Puluhan Panggang Ayam Warnai Bancaan Magung di Desa Ledok, Sambong

.-

Ratusan warga , , Jum'at pagi (22/12/2023) melaksanakan Magung di balai desa setempat. Magung merupakan acara yang rutin dilaksanakan 2 kali dalam setahun pada hari Jumat Pahing sebagai warga sebelum tanam padi
Sekitar 300 orang dari Desa dan sekitarnya bersama Forkompincam Kecamatan tampak antusias mengikuti kegiatan Magung hingga selesai. Acara yang ditandai dengan bancaan ayam panggang dilakukan untuk melestarikan peninggalan lelehur.
Ledok Sri Lestari mengatakan, bahwa Magung adalah tradisi kirim doa untuk mengenang leluhur, Eyang Jati Kusumo yang menjadi cikal bakal ditemukannya hingga menciptakan kesejahteraan masyarakat Desa Ledok dan sekitarnya sampai sekarang ini.
“Sebagai muslim yang taat kepada Allah SWT, walaupun di hutan Eyang Jati Kusumo tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, dan melaksanakannya dengan tepat waktu,” ujar Bu .


Dikisahkan oleh Sri Lestari, pada waktu itu Eyang jati kusumo mengembara dalam perjalanan mencari pusaka Kesultanan Pajang yang hilang, di waktu senja Eyang jati kusumo hendak melaksanakan Sholat Magrib. “Sebelum sholat Tongkat-nya ditancapkan pada tanah, kemudian selesai sholat ketika tongkat dicabut maka keluarlah mentah yang besar (agung). Maka lokasi itu dinamakan Magung,” tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh Moh. Rifa'i selaku Danramil Sambong. Bahwa melaksanakan tradisi bancaan ayam panggang bertutup daun jati, merupakan wujud ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Ledok yang sampai sekarang diberikan limpahan rejeki.
“Diharapkan tradisi seperti ini bisa dilaksanakan rutin setiap tahun, sebagai rasa syukur sekaligus untuk mewujudkan kerukungan serta guyub rukun,” ujarnya.
Acara bancaan Magung dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun yaitu sebelum masa tanam padi dan pada bulan Agustus. (*)

Baca Juga:  Terancam Longsor, Warga Pilang-Randublatung Tidak Pindah Rumah karena Tidak Ada Biaya