Halal bi Halal KTNA Blora Menjadi Ajang Diskusi Pertanian dan Peternakan

.-

Bertempat di Buonasera Kota Blora, pengurus dan anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menggelar acara hala bi halal, Sabtu (29/4/2023).
Kegiatan halalbihalal yang dihadiri Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (P4) Kabupaten Blora H. Gundala Wejasena itu juga dimanfaatkan sebagai ajang diskusi oleh sebagian anggota beserta pengurus KTNA Kabupaten Blora.
Mengawali kegiatan, Ketua KTNA Kabupaten Blora Sudarwanto menyampaikan bahwa kegiatan terselenggara berkat bantuan serta dukungan dari seorang tokoh dan non muslim, Bambang Suharto.
“Saya sangat berharap kegiatan semacam ini bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan semangat baru dalam berkiprah dan berkarya nyata untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan di Kabupaten Blora,” ujar Sudarwanto.
Bambang Suharto yang merupakan salah seorang Dewan Penasehat KTNA Kabupaten Blora, dalam kesehariannya adalah pemilik usaha CV Sumber Tani yang bergerak di bidang komoditas jagung yang memiliki mesin pengering jagung berkapasitas 300- 400 ton per hari.
“Ini patut menjadi teladan, motivasi dan inspirasi bagi kita, di tengah keberagaman masyarakat yang saat ini sedang berada di tahun ,” tambah Sudarwanto.
Bambang Suharto merupakan sosok seseorang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap nasib petani yang saat ini masih butuh perhatian dan bimbingan, serta bantuan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Bambang Suharto selaku pemrakarsa dan sponsor tunggal kegiatan halal bi halal pada kesempatan itu mengukapkan, bahwa kegembiraan dan kebahagian adalah milik kita semua. Sebagai wujud ungkapan tersebut ia dengan tulus ikhlas ingin berbagi kebahagiaan dengan cara menyelenggarakan kegiatan halal bi halal.
“Dengan harapan semoga makin memperteguh dan mempererat tali persaudaraan kita untuk saling mengukapkan permohonan maaf dan rasa kegembiraan,” tuturnya.
Bambang Suharto mengingatkan, bahwa tiga minggu lagi di Blora akan memasuki penen raya jagung, karena itu seluruh pengurus dan anggota KTNA agar dapat memanfaat peluang tersebut melalui kegiatan pembelian hasil panen jagung dari para petani.
“Bila para pengurus dan anggota KTNA dapat menyalurkan hasil panen jagung petani dijual langsung ke CV Sumber Tani dengan harga yang berlaku di pasaran maka akan mendapat tambahan insentif harga yang dapat menambah pendapat keluarga,” tambahnya.
Apalagi jika ditangani oleh Koperasi KTNA yang saat ini sudah berbadan hukum, maka transaksi itu akan memberi kontribusi positif bagi penambahan pemasukan dana ke Koperasi KTNA.
Kalau ajakan itu dapat terealisasi menurut Bambang Suharto, sudah bisa membantu dalam kesulitan di bidang pemasaran jagung. Ia memberi quota kepada KTNA setiap kecamatan di Kabupaten Blora adalah 200 ton per bulan.
Selain itu Bambang Suharto juga mengajak kerjasama dengan KTNA Blora dalam pengembangan di bidang ternak sapi dan domba di wilayah Greneng Kecamatan Tujungan.
Bahkan bercita-cita ke depan wilayah Greneng jadi agriwisata yang edukatif dan mampu memberi nilai manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Di wilayah tersebut Bambang Suharto memiliki lahan seluas 15 ha yang saat ini sudah dikembangkan tanaman buah buahan mulai dari tanaman alpukat, kelengkeng, durian, jambu kristal, sawo, mangga dan sirkaya.
“Untuk pengembangan ternak sapi dan domba di wilayah Greneng, kami mengikuti petunjuk Profesor Ali Agus dari yang merupakan putra daerah Blora juga,” paparnya.
Sementara arahan dari H.Gundala Wijasena, memberi positif atas terselenggaranya kegiatan halal bi halal yang dikemas dengan cara inovatif dan kreatif. Karena selain untuk meningkatkan silaturahmi juga dapat dimanfaat untuk kepentingan para anggota dan pengurus KTNA.
Gundala menekankan agar ke depan Blora harus bisa memanfaat potensi yang ada untuk menggunakan kandang/pupuk dalam berusaha tani karena Blora dikenal sebagai gudangnya ternak Jawa Tengah.
Bahkan baru baru ini Presiden Joko Widodo dalam memimpin rapat terbatas bersama jajarannya di Istana meminta pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimia dengan meningkatkan penggunaan bagi para petani.
Pengalaman masa lalu ternyata penggunaan pupuk unorganik belum memberikan hasil produksi yang memuaskan sebagai dampak dari lahan/tanah sudah banyak mengalami kerusakan.
Gundala juga meminta agar penggunaan pupuk organik harus sudah menjadi prioritas dan sasaran utama dalam budi daya tanaman pangan.
“Kalau perlu kita harus mampu memproduksi pupuk organik untuk kebutuhan sendiri dan memberikan contoh nyata bahwa penggunaan pupuk organik mampu memberikan produksi yang menguntungkan dan sekaligus untuk memperbaiki kerusakan tanah,” tegasnya.
Sementara itu selaku penasehat KTNA Kabupaten Blora meminta kepada seluruh peserta yang hadir untuk belajar bersyukur atas saat ini, karena bisa menyelenggarakan halal bi halal bersejarah yang diprakarsai dan dibantu sepenuhnya oleh pengusaha non muslim.
“Barangkali itu teladan toleransi yang patut kita jadikan perekat kebersamaan, kekeluargaan dan kerukunan di masyarakat,” tuturnya.
Selain itu, melalui kegiatan halal bi halal kita memperoleh berbagai motivasi dari Kepala Dinas P4 dan tawaran menarik dari pengusaha Bambang Suharto untuk berkiprah dalam pemasaran jagung.
“Berkenaan dengan hal tersebut saya sangat mengharapkan kepada peserta halal bi halal agar bisa memanfaat akronim KTNA sebagai spirit perjuangan dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Yaitu (K): Komitmen kita selaku pengurus dan anggota KTNA harus memiliki semangat yang tinggi dalam mendukung dan membatu petani agar kehidupan mereka semakin sejahtera, termasuk harus bisa menangkap peluang yang ditawarkan untuk membantu penanganan pemasaran pembelian hasil jagung petani dan ikut berperan aktif mensosialisasikan penggunaan pupuk organik dalam berusahatani di Kabupaten Blora.
(T): Tanggap dalam mensikapi persoalan/masalah yang sedang dihadapi oleh petani utamanya ketersedian sarana produksi dan pemasaran hasil produk petani disamping berbagai ancaman, habatan dan ganguan dan penyakit.
(N): Niat baik dalam memperjuangkan petani adalah berbagai upaya yang dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan petani.
Termasuk berkiprah dalam mengikhtiarkan agar berbagai kelemahan yang selama ini dihadapi petani dapat diatasi baik persoalan permodalan maupun dalam hal tehnologi dan pemasaran hasil.
(A): Aktif bersilaturahmi untuk membangun kemitraan dan meningkatkan komunikasi yang ramah lingkungan kepada para petani.
Halalbihalal diakhiri dengan acara diskusi yang memberikan gambaran riil di masyarakat bahwa saat ini para sapi di Kabupaten Blora masih dihantui oleh penyakit dan penyakit lato lato yang perlu penanganan intensif.
Hadirnya pemerintah daerah untuk memberikan dukungan dan bantuan penanganan penyakit tersebut terus dimaksimalkan. (*).

Baca Juga:  Halalbihalal PWRI Kecamatan Todanan-Blora Diikuti Seratus Lebih Anggota