BLORA.-
Salah satu bentuk krisis akhlak yang berdampak luas adalah krisis kejujuran.
Hal itu diungkapkan oleh Bambang Sulistya, mantan Sekda Blora, saat menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum) setelah salat subuh di masjid Nurul Falah RW V Kelurahan Karangjati, Kec/Kab Blora, Minggu (19/2/2023) pagi
Bambang Sulistya yang kini menjadi Ketua PWRI Blora mengatakan, ada pameo di masyarakat jaman saiki sing jujur ajur (jaman sekarang yang jujur akan hancur).
Narasumber atau pemberi kultum di masjid Nurul Falah bergantian dari para jemaah yang sudah ditunjuk dan disusun oleh pengurus takmir.
“Saya bersyukur tadi pagi minggu legi 19 Februari 2023 mendapat amanah untuk menyampaikan kultum.Tema yang saya pilih adalah kejujuran itu mulia,” ucapnya.
Mengingat saat ini kejujuran merupakan barang langka yang sudah mulai merambah dan mewabah di segenap lapisan masyarakat baik di tingkat akar rumput maupun di tingkat atas atau kelompok elit.
“Ada yang berpendapat bahwa krisis yang melanda di negara kita saat ini bermuara pada krisis akhlak.Salah satu bentuk krisis akhlak yang berdampak luas adalah krisis kejujuran,” ujarnya.
Karena ada pameo di masyarakat jaman saiki sing jujur ajur (jaman sekarang yang jujur akan hancur).
“Namun saya masih meyakini dalam hati wong sing jujur bakal mujur lan makmur (Orang yang jujur akan beruntung dan sejahtera),” tuturnya.
Sehingga untuk mensikapi didalam pergaulan hidup sehari-hari ada ungkapan bijak yang mengatakan, jangan dengar ucapan seseorang penuh aroma ketidak jujuran tapi perhatikan apa tindakan yang sudah dilakukan.
Mengingat kejujuran adalah sikap untuk menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan.
“Dalam agama Islam kejujuran adalah sikap terpuji yang memberikan dampak positif untuk diri sendiri juga untuk orang lain,” tegasnya.
Jujur adalah salah satu karakter yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Melaksanakan kejujuran adalah merupakan perintah dari Allah SWT.
Sebagaimana yang tersurat dalam surat At Taubah ayat 119 : “Wahai orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah,dan bersamalah dengan orang-orang benar”.
Hadist Riwayat Bukhari juga menyebut, Hendaklah kalian selalu jujur karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan menghantarkan ke surga.
Bahkan sikap jujur telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW hingga beliau memperoleh gelar Al Amin, serta Abu Bakar sebagai Ash-Shiddig.
Kemudian terkait dengan ungkapan bahwa kejujuran adalah MULIA merupakan sebuah akronim yang mencerminkan berbagai manfaat ketika seseorang bersikap jujur.
Diawali dari huruf M-Meningkatkan rasa percaya diri dan dipercaya orang lain.
Seorang yang bersikap jujur selalu memiliki pola berpikir positif yang tidak meragukan lagi atas kemampuan diri sendiri dan melihat orang lain dari sisi baiknya. Sehingga segala ucapan,sikap dan tingkah laku akan dipercayai orang lain.
U-Ujudkan rasa nyaman dan banyak teman. Sikap jujur akan membuahkan rasa nyaman baik di lingkungan keluarga, kantor maupun di masyarakat karena tidak ada lagi kebohongan yang disembunyikan dan tidak ada kecurigaan yang dirasakan orang lain.Sehingga hati merasa tenang dan damai.
Demikian pula sikap jujur juga akan menciptakan banyak teman karena segala perkataan,sikap dan tingkah laku disukai orang lain serta diyakini bisa membangun hubungan pertemanan yang harmonis dan bahagia.
Berikutnya huruf L-Lancarkan dalam berusaha dan menggapai cita-cita atau karier.
Orang yang selalu bersikap jujur dan mendengar suara hati pasti akan diberi kemudahan dalam segala usaha dan untuk meraih cita-cita, mimpi dan prestasi.
Kemudian, I-Intensitas perhatian,simpati dan empati dari masyarakat bagi seorang yang bersikap jujur pasti akan meningkat seiring dengan kualitas kejujuran yang diwujudkan.
“Saat ini bisa belajar dari kasusnya Barada Elizer semula tuntutan 12 tahun vonis menjadi 1 tahun 6 bulan karena yang bersangkutan siap bersikap jujur sebagai Justice Colaburator (JC),” sambungnya.
Selanjutnya A-Ada jaminan untuk memperoleh ridho dari Allah bahwa kejujuran hidupnya akan berkah, amanah dan insya Allah akan masuk surga.Salah satu keistimewaan orang jujur adalah pasti disayang Allah dan mendapat banyak pahala sehingga dapat dipastikan kelak menjadi penghuni surga.
Islam tidak akan tumbuh dan berdiri kokoh dalam pribadi yang tidak jujur. Karena Islam memandang kebohongan adalah induk dari berbagai dosa dan kerusakan dalam masyarakat.
“Untuk itu marilah kita tegakkan kejujuran dan berhenti berbohong. Kejujuran tidak cukup sekedar slogan tetapi harus menjadi karakter dan kultur masyarakat,” tegasnya.
Katakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah supaya kita tidak gagal paham dalam memahami keadaan saat ini yang penuh dengan sandiwara.
Selanjutnya disampaikan sepenggal patun, buah pepaya buah anggur, kalau hidup pingin bahagia maka kita harus bertindak jujur.
Kemudian dalam memanfaatkan momentum musim hujan selesai kultum para jemaah sudah disediakan bibit buah buahan, yaitu bibit kelengkeng dan bibit alpukat untuk ditanam sebagai kenang- kenangan yang bermanfaat untuk lingkungan dan amal jariyah. (*)