BOJONEGORO;
Semarak Hari Bhayangkara Ke – 76 yang lalu menyisakan tanya dikalangan warga tentang siapa yang menjadi komandan upacaranya. Korandiva.co berusaha menelusuri rasa penasaran warga beberapa saat dengan menggali informasi kepada internal corp baju coklat itu dengan sebuah jawaban singkat, yaitu AKP. Harjo, S.H. Pria berperawakan atletis itu ternyata saat ini menjabat sebagai Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor) Kalitidu.
Setelah menjalin komunikasi dengan stafnya, korandiva.co dapat menemui Ndan Harjo, begitu biasa dia dipanggil dikantornya, Rabu (06/07/2022). “Silahkan masuk mas, wah hari ini begitu istimewa hingga saya ditamuni korandiva.co,” sapanya dengan penuh kesahajaan. “Tumben berkenan datang, ada angin apa ini ? tanyanya sembari berdiri dan merangkul korandiva.co untuk dipersilahkan duduk di kursi sofa ruang kerjanya yang bersih, mencerminkan pribadi yang suka kerapian. “Apa yang bisa saya bantu, kami siap melayani dengan sepenuh hati,” seloroh pria 45 tahun yang asli Bojonegoro itu.
Ketika korandiva.co menanyakan pada bapak 4 orang anak itu tentang peranya sebagai DanUp (Komandan Upacara) puncak perayaan Hari Bhayangkara Ke – 76 yang digelar di alun-alun Kota Bojonegoro, Selasa (05/07/2022) yang lalu, dengan sigap Ndan Harjo menyampaikan,” saya sudah terka pasti hal itu yang mau ditanyakan. “Yang pasti rasa bangga karena tidak semua orang dengan mudah pada posisi itu, dan itu perintah tugas langsung dari Bapak Kapolres AKBP. Muhammad S.H.,S.I.k., M.Si. Mungkin kebetulan saja saya dari Ex GEGANA Brimob jadi harus siap sedia setiap saat diperintah untuk melaksanakan tugas pada event besar seperti Hari Bhayangkara, Hari Kemerdekaan RI ataupun Upacara Sertijab Kapolres.
Kapolsek murah senyum dan selalu berpenampilan rapi itu menambahkan,” Menjadi Komandan Upacara itu sudah menjadi kegemaranya sejak dibangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, jadi sudah tidak canggung lagi, tetapi tetap dengan persiapan dan latihan. Selain itu juga gladi upacara sesuai tata urutanya, dan yang tidak kalah penting adalah fisik wajib prima karena seperti upacara kemarin berdiri dengan disaksikan 1000 lebih peserta yang mengikuti upacara perlu fisik, mental dan ketegasan dalam pengucapan sebuah aba-aba.
Dihari Bhayangkara ini, Ndan Harjo juga sampaikan,” Sebagai insan Polri, mari kita bahu membahu bertugas dengan lebih baik, lebih mengoptimalkan lagi semangat dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Semoga Polri tetap PRESISI sesuai program Kapolri, karena Polri harus berada ditengah masyarakat, dan bersama masyarakat untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif. Saya ingat pesan orangtua, bahwa dalam situasi apapun, mau senang mau susah, mau ada atau tidak ada, bantu siapapun yang minta pertolongan Dengan rasa ikhlas. Hal itu yang hingga kini saya pegang sebagai pengingat.
Warga mengenalnya sebagai pemimpin yang memberi teladan,” Ndan Harjo biasa berbaur dengan masyarakat, beliau sering ngobrol diwarung kopi,” ujar Ichrom warga Kalitidu menceritakan bagaimana kedekatan Ndan Harjo. Bukan hanya warung kopi yang sering disambanginya, terkadang Kapolsek yang gemar olah raga itu juga menemui warga dirumah-rumah, utamanya para lansia. Empatinya itu dibentuk sejak muda, dia sering diajak orangtuanya mengantarkan beras atau makanan kerumah warga yang kurang mampu.
Pria dengan banyak prestasi itu mengawali masuk Polri pada tahun 1997, dulu dalam benaknya tidak ada sedikitpun keinginan masuk Polri, cita-citanya justru jadi tentara. Namun karena dorongan orang tua, Harjo remaja akhirnya mau masuk Polri dan ditempatkan di Brimob Mabes Polri selama 23 tahun. “Saat itu saya ingin menyenangkan orang tua saja mas, karena orang tua tunggal dan tidak punya saudara sejak lahir,” ujar pria dengan 3 bersaudara, 2 Polri dan 1 saudaranya menjadi petugas kesehatan (bidan).
Pengabdiannya di Polri yang sudah seperempat abad itu dilaluinya dengan berbagai penugasan baik dalam dan luar negeri, seperti halnya Operasi keamanan di Aceh, Ambon, Papua, juga Poso. Karena prestasinya, pria yang sangat dekat dengan keluarga itu juga dipercaya dalam penugasan luar negeri sebagai pasukan PBB (FPU 6 Formed Police Unit) tahun 2012 di Afrika Utara (SOUTH AFRICA) selama 1 tahun. Riwayat pendidikan Polri, Seba Pk 1996 / 1997, Secapa Reg 39 tahun 2010, Kejuruan Polri dalam dan luar negeri termasuk penanggulangan terorisme.
Kapolsek Kalitidu yang kemarin menjadi garda terdepan penanganan pandemi Covid-19 itu juga sangat tegas saat menjalankan protokol kesehatan, dia tidak pernah bisa diajak kompromi, semua warung dan tempat berkumpulnya warga disisir, jika ditemukan tidak mematuhi prokes langsung dibubarkan,Humanis namun Tegas. ” Aparat penegak hukum harus humanis, saya setuju tetapi juga wajib tegas dan garang ketika menghadapi pelanggaran ataupun kejahatan apalagi berintensitas tinggi,” ujarnya sambil menunjukan beberapa foto saat bertugas diluar negeri. Sebelum bertugas di Kalitidu, Kapolsek yang suka ngopi itu juga pernah menjadi Panit I Subdit Jatanras ReskrimUm Polda Jatim dan Kapolsek Gayam, warga disana mengenalnya sebagai Polisi Gaul, karena dia sering nongkrong bersama anak-anak muda untuk sekedar memberikan motivasi dan semangat berkarya.
Masih dengan ceritanya, Ndan Harjo menyampaikan hal yang hingga kini masih terkesan, yaitu ketika penangkapan Opm Kelly Kwali tahun 2009 hingga mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolri JENDRAL BAMBANG HENDARSO DANURI pada saat itu, untuk sekolah perwira Atas Telescouting Dari Bapak Kaden Sus 88 Brigjen Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Bapak Mendagri dan juga penghargaan yang didapatkan dari Presiden terhadap penugasan luar negeri (Pasukan Perdamaian PBB) bernama BHAKTI BUANA, sedangkan penghargaan luar negeri yaitu BINTANG VETERAN PERDAMAIAN (Bintang Veteran Perdamaian), UN (United Nation) Medal.
Sebelum korandiva.co berpamitan, Ndan Harjo katakan,” jangan segan mengkritik kami, karena kami bukan pribadi yang sempurna, saya adalah pelayan masyarakat, saya curahkan seluruh hidup saya untuk mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat,” pungkasnya. (*)