BOJONEGORO;
Peningkatan kapasitas pendidik di lingkungan Kemenag Bojonegoro terus dipacu, hal itulah yang membuat PD IGRA (Pengurus Daerah Ikatan Guru Raudhatul Athfal) Bojonegoro menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka bagi guru dan pengawas, Jum'at (24/06/2022)
Bertempat di Aula Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, Workshop IKM menghadirkan PLT Kasubag TU mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama, H. Sun'an. M.Pd.I, Kasi Penma (Pendidikan Madarasah), H. Solikhul Hadi. M.Pd.I, Ketua Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas), H. Miftakhul Solihin. M.Pd.I, Asesor BAN PAUD (Badan Akreditasi Negara Pendidikan Anak Usia Dini) Wiwik Mahlukah, S.Pd., M.Pd dan Ketua PD IGRA Bojonegoro sekaligus penggagas workshop IKM, Hj. Umu Hanik, S.Pd., M.H.
Mengawali sambutanya, PLT Kasubag TU Kementerian Agama Bojonegoro menyampaikan kebanggaanya kepada PD IGRA atas respon cepatnya dalam menggelar workshop IKM, ini menjadi pilot project di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, terima kasih Bu Ketua IGRA Bojonegoro,” ungkapnya dengan penuh kesahajaan. Menurutnya peningkatan kapasitas pendidik menjadi kewajiban, karena perkembangan dunia pendidikan harus diimbangi dengan kemampuan para pendidik dan pengawas yang mumpuni.
Sementara itu, dalam arahannya, Ketua PD IGRA Bojonegoro menyadari sepenuhnya kebutuhan para guru dan pengawas dalam hal penyesuaian perubahan kurtilas ke kurikulum merdeka. Banyak aspek yang harus segera disiapkan dan dilaksanakan,” ujar Umu Hanik. Kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak didik dalam memberikan pondasi yang kuat untuk membentuk karakter mereka dengan mengedepankan akhlak yang mumpuni,” ungkap perempuan paruh baya yang masih terlihat anggun itu.
Masih ditempat yang sama, Wiwik Mahlukah sebagai Nara sumber sampaikan secara detail kurikulum merdeka,” perkembangan zaman tidak bisa dielakkan, sebagai pendidik harus dan wajib mengikuti dan menyesuaikan diri,” tukasnya. Karenaya perlu terus meningkatkan kapasitas agar semangat pendidik dan pengawas yang langsung bersentuhan dengan anak didik selalu terjaga. Prinsipnya kurikulum merdeka kan lebih mengutamakan kearifan lokal, maka segera di identifikasi dan dianalisa mana yang pas dan terbaik untuk anak didik,” ujar Wiwik disambut applaus seluruh peserta.
Workshop IKM yang diikuti oleh 100 guru dan 20 pengawas di masing-masing kecamatan tersebut berjalan lancar, acara yang dimulai sejak jam 08.00 pagi dan selesai tepat jam 16.00 itu menghasilkan beberapa point' penting sebagai bahan guru dan pengawas dalam memahami dan mengiplementsikan IKM ditingkat operasional satuan pendidikan. Seperti yang diungkapkan Hidayatul Mar'atin seorang guru dari RA Cendrawasih Desa Kalianyar Kecamatan Kapas,” Saya seneng mengikuti workshop ini, karena banyak ilmu yang saya dapat guna mendukung pola pendidikan yang pas bagi anak-anak,” pungkasnya. (*)