PADA acara halal bihalal PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) Kelurahan Karangjati Kecamatan Blora, Selasa (17/5) lalu, Ketua PWRI Kabupaten Blora Bambang Sulistya sempat mengajukan sebuah pertanyaan kepada para peserta yang hadir, “Apa yang dimaksudkan dengan PMK?”.
Menurut Bambang, gencarnya pemberitaan seputar PMK di media massa telah menimbulkan dinamika baru di masyarakat. Hingga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakinkan kepada masyarakat bahwa Penyakit Mulut dan Kuku yang menyakiti hewan ternak sapi tidak akan membahayakan manusia.
“Untuk itu, diminta kepada kita semua jangan panik dengan PMK,” ucap mantan Sekda Blora itu.
Justru Bambang menjadikan akronim PMK untuk spirit menggapai kualitas kehidupan yang semakin baik dan mantab di masa mendatang.
Dengan memaknahi huruf (P): Pengendalian diri di masa sulit seperti saat ini seharus semakin dimantabkan. Tidak mudah bersumbu pendek dalam menghadapi persoalan baik di internal keluarga maupun di masyarakat.
Kemudian huruf (M): Menjalin silahturahmi dalam kehidupan saat ini jadikan kebutuhan hidup.
Sehingga melalui silahturahmi diharapkan mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pada tataran praktis di masyarakat orang yang suka bersilahturahmi akan mendapatkan rejeki yang berlimpah dan hidup makin berkah,” ujar mantan Sekda Blora itu.
Selanjutnya huruf (K): Kepedulian dan kepekaan hidup di masyarakat harus semakin ditingkat-mantabkan. Karena saat ini masih banyak di lingkungan kita saudara saudara yang belum beruntung yang sangat mengharap adanya bantuan dari orang-orang berkemampuan dan dermawan.
“Dengan demikian kalau akronim PMK dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari maka hidup makin bergairah dan terarah,” tandasnya. (*)