BOJONEGORO.-
Ratusan CPNS formasi tahun 2018-2019 di lingkup Pemkab Bojonegoro, Senin (11/04/2022) menerima SK PNS dari Bupati Bojonegoro Anna Mu'awannah. Dan, ada cerita haru dari salah seorang penerimanya, yaitu Suliana.
Ketika korandiva.co menyambangi rumahnya, Kamis sore (14/04/22), dia menyambut dengan senyum ramah dan mempersilahkan wartawan masuk. “Terima kasih sudah mau datang ke gubuk saya, Mas,” begitu sambutnya.
Hidupnya penuh kesahajaan, di dalam rumah terlihat foto-foto keluarga yang dipajang dan juga beberapa ucapan selamat dari para kolega berupa karangan bunga.
Anak dari pasangan Panggeng dan Suminah ini sehari-harinya mengajar di SDN Sonorejo 1 Padangan Bojonegoro itu terlihat begitu bahagia. Sambil tersenyum dia menyampaikan,”Perjuangan panjang yang saya lalui selama ini terjawab dengan kebahagiaan tak terkira.”
Bapak dan Ibunya adalah seorang buruh tani yang tiap hari harus pergi ke sawah agar anaknya tetap bisa sekolah. “Bapak hanya buruh tani, kamu harus sekolah yang tinggi agar kamu tidak jadi buruh tani seperti bapak,” pesan sang Bapak seperti ditirukan Suliana.
“Namanya juga buruh tani, Mas. Pendapatan bapak saat itu tidak menentu, dan tidak tiap hari dapat uang,” ujar istri Supriyono itu sambil melihat-lihat foto album kelurga.
Selain mengajar di SDN Sonorejo, perempuan gigih itu juga memberikan Les Prifat di rumah. “Jangan sampai ada anak di lingkungan saya yang putus sekolah, Mas. Karena pendidikan itu penting, apapun keadaanya generasi kita wajib sekolah, saya akan merasa gagal jika di lingkungan saya ada anak putus sekolah,” seloroh Suliana sembari menyuguhkan santapan buka puasa pada korandiva.co.
Ayahanda Suliana, Panggeng kepada korandiva.co mengaku hampir tak bisa bicara ketika mendengar anaknya sekarang menjadi seorang abdi negara. “Kulo mboten saget ngomong, Mas. Nopo ingkang Kulo perjuangne dados kasunyatan, Suli sak niki dados abdine negoro (Saya tidak bisa bicara, Mas. Apa yang saya perjuangkan jadi kenyataan, Suli sekarang jadi abdi negara, : bahasa Jawa red),” ujarnya sambil berkaca-kaca.
Suliana yang gemar membaca dan mendongeng untuk anak-anak itu memang dikenal sebagai pegiat pendidikan, karena baginya pendidikan adalah kewajiban dalam hidup dan tidak boleh ditawar-tawar.
“Lihat ini, Mas. Saat saya dan kawan-kawan ikut mendukung program peningkatan angka partisipasi sekolah yang diinisiasi oleh Yayasan Padhang Bulan dengan sokongan pembiayaan dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL),” celetuk Suli sambil jarinya menunjuk beberapa foto.
“Pokoknya apapun yang berbau pendidikan dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, saya harus ikut andil di dalamnya,” begitu semboyan dari ibu dengan anak semata wayang bernama Junia Hikmah Nur Latifah itu.
“Hidup ini terus berputar, Mas. Umur kita harus dihibahkan untuk bermanfaat bagi sesama, dan pendidikan adalah jalan hidup saya, pilihan hidup saya, yang harus saya pertanggungjawabkan dunia akhirat,” kata penggemar batik itu dengan senyuman tipis yang tersungging di bibirnya.
Sementara itu Sumina, ibu kandung Suliana mengaku pernah berpesan pada anak semata wayangnya itu agar tidak jadi orang sombong. “Sedoyo kedah disyukuri, nopo mawon paringane Gusti kang moho kuaos (Semua harus disyukuri, apapun yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa, : bahasa Jawa red),” kata Suminah sambil memeluk Suli dengan penuh kehangatan.
Suliana kecil lahir dan tumbuh menjadi remaja di Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, tepatnya pada 18 Agustus 1985. Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Mojodelik 1 dan lulus pada Tahun 1999. Dengan tekat kuatnya, dia melanjutkan pendidikan menengahnya (SMP) di SMPN 1 Purwosari dan diselesaikannya dengan hasil baik dengan lulus pada tahun 2002. Sejak itu cita-citanya sebagai guru sudah mulai tumbuh, dan Suliana remaja melanjutkan pendidikannya di sekolah yang lumayan bergengsi, yaitu SMA 2 Bojonegoro.
Di sekolah bergengsi itu, Suliana mudah sekali bergaul dengan teman sebayanya, dia aktif di OSIS dan tidak minder meski hanya anak seorang buruh tani. Saat itu kegemarannya mengajar semakin terlihat, banyak anak-anak tetangganya yang diberikan les gratis, dari situ bakat mengajarnya pun semakin terasah. Dan jenjang pendidikan di SMA 2 Bojonegoro diselesaikannya dengan baik dan lulus pada tahun 2005.
Ketika lulus SMA itu, kegundahan sempat merasukinya, dia bingung mau melanjutkan kuliah takut membebani orang tuanya yang butuh tani. Namun di saat kegundahannya datang, ibunya justru yang terus menyemangatinya, “Wis nduk, ora usah mikir, lanjutne sekolahmu sing luwih duwur yo, soal ragat ben Mak,e karo pak,e sing mikir, (Sudah nak, tidak usah mikir, lanjutkan sekolahmu yang lebih tinggi ya, masalah biaya biar ibu dan bapak yang mikir, : bahasa Jawa red)
Suliana begitu senang setelah ibunya memberikan restu dan dorongan agar dirinya melanjutkan sekolah, hal itu duwujudkanya dengan menempuh kuliah di Perguruan Tinggi, yaitu IKIP PGRI Bojonegoro. Mengambil jurusan MTK dan berhasil lulus pada tahun 2010.
Pada saat itu, semangatnya semakin membara untuk melanjutkan jenjang pendidikannya, setelah lulus dari IKIP PGRI Bojonegoro, dia melanjutkan kembali di UNIPRA Surabaya, dengan niat dan semangat, tidak ada yang tidak bisa mas, saya yakin itu, kata Suli menimpali.
Di UNIPRA Surabaya ia mampu selesaikan dengan baik dan lulus pada tahun 2019, kebanggaanya menempuh pendidikan ternyata juga dibarengi dengan kegelisahannya, karena usia Suli sudah tidak muda lagi, tapi Supriyono sang suami selalu memberikan semangat, jika Tuhan Berkehendak, sesulit apapun pasti ada jalan, kata Suli menirukan ucapan suaminya kala itu.
Mukjizat itu ada, di usianya yang sudah menginjak 35 tahun, dipenghujung tahun terakhir ikut Tes CPNS dan merupakan tes pertama kalinya itu, Suliana dinyatakan lolos, betapa gembiranya dia dan orang tua serta seluruh keluarga, perjuangannya selama ini terjawab sudah. Menjadi PNS yang sudah dicita-citakan Suli sejak remaja menjadi kenyataan.
Dikonfirmasi korandiva.co secara terpisah, Hj Yuntik Rahayu, Kepala Desa Mojodelik tempat Suliana lahir dan dibesarkan mengaku senang mendengar Suliana sudah dilantik dan diberikan SK sebagai PNS.
“Dia pribadi yang sederhana dan bersahaja. Dia aktif dalam setiap kegiatan pendidikan, semoga amanah ini bisa dijaga dan dijalankan Mbak Suliana dengan baik,” pesan Kades yang murah senyum itu.
Komentar senada juga disampaikan Yayuk, salah seorang teman dekat Suliana. Yayuk mengaku mengenal Suliana sebagai pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Menurutnya, SK PNS yang didapatkan itu memang pantas untuk Suliana.
“Hanya kata syukur yang bisa saya panjatkan, atas semua yang sudah diberikan Allah,” pungkasnya. (*)