Beberapa hari lalu, saya memperhatgikan seorang pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Blora membagikan nasi bungkus kepada tukang becak setelah dibeli dari penjual yang ada di sekitar lapangan Kridosono Blora.
Ketika saya tanya alasannya membagikan nasi bungkus, ia menjawab sebabagai bentuk rasa syukur karena sampai saat ini masih diberi kesehatan dan rezeki yang cukup.
Pelajaran berharga yang bisa diambil, ternyata di masyarakat telah tumbuh adanya kepekaan sosial berupa gerakan “BBM”. Bukan berarti Bagi Bagi Modal tapi sebuah akronim yang bernilai positif di saat masa pandemi COVID-19, yaitu Beli Bagi Makanan.
Kalau Gerakan BBM bisa masif apalagi didukung dan diikuti bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan dan berbagai elemen masyarakat yang mampu dan mempunyai kesempatan, saya yakin Gerakan Beli Bagi Makanan akan menjadi kekuatan dahsyat dan luar biasa untuk membantu meringankan beban masyarakat yang saat ini sedang menderita.
Di masyarakat Jawa ada ungkapan paribasan (peribahasa), tuna satak bathi sanak (rugi harta/materi akan tetapi menambah persaudaraan), bahkan ada yang meyakini walau kehilangan harta tapi kelak akan mendapat keuntungan yang berlebih.
Di samping itu membangun relasi dalam kehidupan saat ini merupakan salah satu bentuk ibadah sosial yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Allah akan mengakat derajatnya bagi siapun yang akan memberi, dan derajat seseorang tidaklah diukur dari seberapa kayanya seorang tersebut akan tetapi seberapa dia bisa memberi.
Memberi adalah tindakan yang sangat dicintai Allah karena memberi merupakan cerminan kaya hati. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.
Dalam berbagai kesempatan di masa pelaksanaan PPKM Darurat, Ketua Tim Penggerak PKK Blora Hj. Ainia Shalichah sering borong makanan dari produk pedagang kaki lima. Dan, hasil pembelian produk tersebut dibagikan kepada kaum duafa yang saat ini sedang menderita dan sangat membutuhkan uluran tangan kita.
Demikian pula Bupati Blora sendiri bersama para unsur pimpinan di Kabupaten Blora juga telah mengambil langkah pemborongan makanan produk dari pedagang makanan jagung godok keliling untuk dibagikan ke anggota masyarakat yang berhak.
Bupati Blora juga mengimbau kepada seluruh ASN di Kabupaten Blora agar membeli makanan produk dari para pedagang kaki lima .
Hal itu bisa menjadi motivasi diri untuk membudayakan gerakkan BBM di masyarakat. Karena gerakan itu selain dapat meringankan beban derita di masyarakat juga mampu menciptakan susana kondusif bagi terwujudnya rasa kekeluargaan, persaudaraan, kerukunan dan semangat persatuan dan kesatuan untuk secara bersama sama mengusir penyakit virus corona dari bumi Nusantara khusunya dari Bumi Blora Mustika.
Semoga gerakkan BBM akan terus bergulir di masyarakat, ibaratnya seperti bola salju makin hari makin bertambah besar dan bukan bola kapur barus makin hari makin mengecil dan habis. (*)
Penulis adalah: Ketua PWRI Kab. Blora, Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Manteb Blora, mantan Sekda Blora, mantan Anggota DPRD Kab. Blora.