Pembangunan Bandara Ngloram yang merupakan proyek nasional, ternyata menggunakan manajemen lokal. Munculnya praktek premanisme dikarenakan masing-masing warga lokal merasa berkuasa.
Seperti yang terjadi pada Jumat siang (9/7) lalu pkl. 13.30 Wib, tiga orang warga Desa Ngloram tiba-tiba datang ke lokasi bandara dan langsung minta kepada operator alat berat untuk menghentikan aktivitasnya.
Kepada wartawan, salah seorang pekerja yang bertugas sebagai klebet mengaku mengenal satu dari tiga orang yang datang. “Namanya Wawan, Mas,” ujarnya.
Kedatangan tiga orang tadi menurut pria bernama Giat itu, bermaksud mencari AG dan OP, warga Kapuan yang menguasai seluruh pekerjaan di situ.
“Sebagai warga Ngloram, mereka minta dilibatkan dalam pekerjaan Bandara Ngloram,” ujar Giat dan dibenarkan oleh rekannya, Kuro ketika dikonfirmasi wartawan.
Sebagaimana diketahui, Bandara Ngloram berada di wilayah Desa Ngloram. Tapi untuk pelaksanaan pembangunan, jalan akses masuk ke bandara melewati lahan milik warga Desa Kapuan.
Melihat kedatangan dan aksi warga Ngloram tersebut, AG dan OP selaku kordinator vendor lokal bukannya menemui malah lari menghindar. (*)