BLORA. – Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pertanian Kabupaten Blora yang tergabung dalam Paguyuban Wreda Agri Makmur mengajak warga masyarakat agar bisa memanfaatkan pekarangan yang dimiliki untuk menanam sayuran dan tanaman empon-empon yang berfungsi untuk apotik hidup.
Ajakan itu mengemuka melalui agenda silahturahmi pertemuan rutin yang dirangkai dengan acara halal bi halal ala pandemi Covid- 19 di rumah Ketua Paguyuban Wreda Agri Makmur, Soebekti, jalan Cempaka No 9 Kelurahan Mlangsen Kecamatan Blora, Sabtu (12/6/2021).
Soebekti, yang juga mantan Kepala Kantor Kehutanan Blora, mengemukakan, selain memanfaatkan pekarangan untuk ditanami sayuran dan empon-empon, juga mengimbau kepada anggota paguyuban supaya lebih memperketat pengendalian persebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Disamping itu, agar tetap menjaga kesehatan dengan cara berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan makan yang bergizi,” kata Soebekti, yang juga Ketua PWRI Kelurahan Mlangsen Blora.
Soebekti, semasa bertugas dulu merupakan sosok pemimpin yang memiliki dedikasi tinggi, punya loyalitas mantab, tanggung jawab besar, suka berbagi dan jujur. Ia adalah Kakak Kabareskrim Polri Jendral Agus Andrianto.
MOTIVASI SAWO Pada kesempatan itu penasehat paguyuban Wreda Agri Makmur, Bambang Sulistya yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blora, mengajak kepada anggota paguyuban dan masyarakat supaya mensukseskan gerakan 5M sebagai kunci mengakhiri Covid-19. Yaitu, Memakai Masker saat berada di luar rumah, atau ketika berkumpul bersama kerabat di mana pun berada. Mencuci Tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala. “Jika tak ada air dan sabun, bisa menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan dari kuman-kuman yang menempel,” terangnya. Kemudian, Menjaga Jarak. Jika ada keperluan mendesak yang membuat harus pergi ke luar rumah, ingatlah untuk menjaga jarak satu sama lain. Jarak yang dianjurkan adalah 1 hingga 2 meter dari orang sekitar. Menjauhi Kerumunan saat berada di luar rumah. “Ingat, semakin banyak dan sering anda bertemu orang, kemungkinan terinfeksi virus Corona bisa semakin tinggi,” ucapnya Berikutnya, mengurangi mobilitas. Jika tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama. “Alhamdulilah setelah sekian tahun saya tidak bersua, bersuka cita dan menebar berita bahagia dengan teman-teman para pensiunan yang berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Blora yang tergabung dalam Paguyuban Wreda Agri Makmur,” ungkap Bambang Sulistya yang juga Ketua PWRI Blora. Mengingat semua punya kemampuan dasar di bidang pertanian, kata Bambang Sulistya, maka hari ini mengajak semua yang hadir untuk mendukung imbauan Bupati Blora H. Arief Rohman, agar kita semua melakukan gerakan penanaman di Blora dengan semangat GKM (Gerakan Keren Menanam). “Kemarin saya baru saja memberi bibit Sawo Belanda kepada pengurus PWRI Kecamatan Jati. Itu merupakan tanaman buah langka di Blora dan proepektif dibudidayakan,” tuturnya. Sebagai wujud nyata Gerakan Keren Menanam, secara simbolis juga diserahkan bibit Sawo Blora kepada ketua paguyuban. Semua yang hadir juga siap melaksanakan penanaman sawo di pekarangan atau di depan rumah masing masing. Agar ada semangatnya dan maknanya bagi kehidupan, maka Sawo dijadikan akronim untuk motivasi diri dalam kehidupan di rumah dan di masyarakat. (S) Semangat, artinya dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 kita harus tetap memiliki semangat untuk terus berikhtiar agar tetap sehat dan semangat untuk meningkatkan ibadah agar semakin yakin Allah pasti akan melindungi pada umat-Nya dan musibah pandemi Covid-19 pasti akan berakhir. Kemudian, (A) Aktif, artinya kita harus tetap aktif berkiprah dan berkarya nyata baik di rumah maupun di masyarakat yang memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi orang lain. “Jangan pernah berpangku tangan hanya diam dan tidak pernah aktif berbuat apapun,” tuturnya. Selanjutnya, (W) Wani, artinya berani melakukan kebiasaan- kebisaan baru untuk melawan lupa dan kondisi yang ada dengan menumbuhkan semangat gemar membaca, gemar mencari imformasi yg bermanfaat bagi kehidupan, gemar menanam, gemar memelihara ternak dan gemar membangun silahturahmi. Sedangkan, (O) Ojo dumeh, artinya jangan menyombongkan diri untuk selalu menujukan status sosial, mengagungkan jabatan masa lalu dan mengagap dirinya lebih sehat, hebat dan lebih relegius dari orang lain. Mantan Sekda Blora itu berharap semoga Gerakan Keren (kelompok retan) Menanam, segera diikuti seluruh para Wredatama dan bergulir bagaikan bola salju turun ke Bumi Blora Mustika dengan spirit Sesarengan mBangun Blora agar masyarakat makin sejahtera. “Ingat ada ungkapan bijak, setiap kita menanam satu pohon tanaman maka akan bermanfat bagi seribu kehidupan,” kata Bambang Sulistya. ().