BOJONEGORO. – Pemkab Bojonegoro menggelar acara peletakan batu pertama pembangunan jembatan Kanor -Rengel, Jumat (9/4/21). Jembatan tersebut menghubungkan Kecamatan Kanor (Bojonegoro) dengan Kecamatan Rengel (Tuban).
Pembangunan jembatan sudah ditunggu masyarakat. Selama ini akses sarana transportasi masyarakat di sekitar Bengawan Solo, yakni melintasi sungai masih tradisional. Perahu penyeberangan berada di Desa Semambung, Kecamatan Kanor. Tiap hari dua perahu membantu warga menyeberangi sungai. Rata-rata perahu membawa 17 orang menyeberang sungai.
Acara peletakan batu pertama pembangunan jembatan sebagai penanda dimulainya pembangunan jembatan. Hadir dalam acara tersebut, Bupati Bojonegoro Anna Muawannah, Wakil Bupati Tuban Ir. H. Noor Nahar Hussein, Wakil Bupati Blora, Dandim 0813, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bojonegoro, Forkopimpda, Kapolres, dan OPD terkait.
Kepala Dinas PU Bina Marga Bojonegoro, Retno Wulandari menjelaskan, pembangunan jembatan sepanjang 210 meter terdiri dari 5 bentang menggunakan rangka baja tipe A. Dengan lebar jalur kendaraan 7 meter dan trotoar 2×1 meter. Estimasi waktu jika warga melintas melalui jembatan lebih kurang satu menit.
“Penghubung dua wilayah Desa semambung (Kanor) – Desa Ngadirejo (Rengel) berdasarkan anggaran APBD Bojonegoro tahun 2020 sebesar Rp 88,695 miliar,” katanya.
Sementara itu, Bupati Anna mengatakan, semakin cepat infrastruktur dibangun semakin cepat membuka akses kawasan yang potensi.
“Sepanjang tidak salah regulasi kita akan terus bekerjasama dalam pembangunan. Akhir tahun semoga Jembatan Kanor-Rengel bisa diresmikan. Semoga kondisi alam bisa beriringan dan pembangunan jembatan cepat diselesaikan,” tuturnya.
Untuk itu pembangunan Jembatan Kanor-Rengel perlu dikawal bersama-sama dengan masyarakat sekitar agar pembangunan berlangsung lancar.
Wakil Bupati Tuban Ir. H. Noor Nahar Hussein, dalam sambutannya mengatakan, sangat berterima kasih dengan pembangunan jembatan penghubung dua wilayah ini.
“Jembatan ini nantinya menjadi penghubung dua wilayah dan akan membawa perkembangan pertumbuhan ekonomi dari dua wilayah. Dengan dibangun jembatan akan ada hubungan yang makin semakin intens,” tuturnya.
Dimulainya pembangunan jembatan disambut antusias warga. Paduki, warga Kecamatan Kanor, mengatakan sangat senang dengan adanya pembangunan jembatan yang menghubungkan dua wilayah Desa Semambung-Desa Ngadirejo.
“Sehari-hari lewat sini karena paling dekat,” ujar pria yang bekerja di Depo Semen Tuban itu.
Paduki menambahkan, dengan adanya jembatan, tentunya akses lebih cepat daripada menggunakan perahu tradisional.
“Kalau menyebrang pakai perahu pulang-pergi Rp 4 ribu. Nunggu lama sampai perahu penuh. Kalau ada jembatan jadi lebih cepat.” (*)