BOJONEGORO. – Petani belimbing di Bojonegoro pusing tujuh keliling. Pasalnya, meski banyak pengunjung yang datang ke lokasi Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, namun tidak banyak yang membeli belimbing hasil kebun mereka.
Hal tersebut dirasakan Yulis Setyowati. Petani belimbing itu mengaku pendapatannya merosot dibanding sebelum pandemi Covid-19. Biasanya dalam sehari saja dirinya sudah bisa mendapatkan Rp 200 ribu dari penjualan belimbing. “Sekarang Rp 25 ribu kadang dapat, kadang nggak,” ujarnya, Senin (8/3) lalu.
Yulis juga bercerita, kebun belimbing sudah ada di Ngringinrejo sejak puluhan tahun lalu. Jumlah total lahan perkebunan yang tersedia hingga saat ini mencapai 127 hektare.
Tiap tahun, katanya, kerap digelar festival belimbing menyambut sedekah bumi. Dirinya mengingat, sejauh ini festival itu sudah dilaksanakan selama 5 kali berturut-turut, dan dikunjungi para pejabat daerah seperti halnya Bupati maupun Wakil Bupati Bojonegoro. “Dulu pernah waktu mau menyalonkan, yang bu Anna (Bupati) datang,” ungkapnya mengingat kunjungan itu pada 2019.
Setelah momen itu, Bupati Bojonegoro belum pernah lagi mengunjungi aktivitas para petani Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo. “Yang pak Wawan (Wakil Bupati Bojonegoro, red) pernah berkunjung di tahun kemarin. Itu pas waktu festival,” kata Yulis.
Sementara itu, Warsito, petani belimbing lainnya mengatakan, pendapatan para petani tidak stabil karena menjualnya hanya di lokalan saja, dan tidak lagi disetorkan hingga ke luar daerah. “Sejak pandemi menjualnya hanya di kebun saja. Dulu, sampai disetorkan ke Babat, Lamongan,” katanya. (*)