Setelah minggu lalu libur karena hujan seharian, sampah beragam jenis mulai dari kayu, kaca hingga plastik kemasan makanan dan minuman banyak didapati berserakan di Taman Grojogan yang berlokasi depan sebuah hotel di Jl. Sudarman, Blora, Jum'at (5/2) lalu.
“Mungkin pedagang angkringan yang jualan di depan Hotel Blora Indah perlu diberi tahu, Mas, agar besok mengumpulkan sampahnya di tas kresek dan membuangnya ke tempat sampah”, ujar salah seorang warga Kedungjenar yang tidak mau disebutkan namanya.
Dari sampah yang ditemukan para relawan, terlihat banyak sekali potongan plastik sachet minuman.
“Walau tadi pagi sempat diguyur hujan dan sebagian besar dari kawan-kawan serta dinas tidak datang, kita dari tim relawan ARTYS tetap melakukan pembersihan sampah di kawasan Grojogan ini lagi”, kata Eko Arifianto, Koordinator Pelestarian Lingkungan Hidup Relawan ARTYS, Jum'at (5/2) lalu.
Jadwal kegiatan resik-resik kali tahap ke tiga hari ini sudah sampai di taman dekat Treteg Ireng (Jembatan Hitam) depan Hotel Blora Indah yang berjarak 170 meter dari perempatan traffic light Grojogan.
“Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan memang perlu terus ditingkatkan. Apalagi kita semua yang mengaku beragama, harusnya malu dong membuang sampah sembarangan”, tuturnya.
Menurut Eko, sejarah telah menunjukkan bagaimana peranan sungai pada masa silam memberikan arti penting untuk kesejahteraan manusia.
“Bukan hanya tempat mandi dan cuci, tetapi juga sebagai media transportasi untuk menjalankan roda perekonomian. Sungai sebagai sumber kehidupan. Sehingga mata air dan sungai harus dihormati, dijaga dan dilestarikan”, terangnya.
Ditambahkannya, sungai adalah refleksi peradaban sebuah kota, dan tidak bisa dipungkiri bahwa Kali Lusi Grojogan adalah wajah Kota Blora.
“Ibarat wajah seorang perempuan, ia sebetulnya sangat menawan. Kalau dirawat dan dicermati, banyak spot foto yang Instagramable. Banyak lokasi menarik yang bisa menjadi obyek foto di lokasi sepanjang Kali Grojogan ini”, imbuhnya.
Dalam kajian Eko, aktivis lingkungan yang kerap disapa Kotak ini, sungai Grojogan dipengaruhi oleh penataan lingkungan dan pengelolaan sampah dari mulai hulu hingga hilirnya. Pengelolaan yang tidak tepat menjadi acaman terhadap degradasi fisik lingkungan sungai Grojogan.
“Jangan percaya kalau buang popok atau pembalut wanita di sungai bisa berubah menjadi ikan. Ini salah satu pemahaman yang keliru dari sebagian masyarakat kita dalam menyikapi permasalahan hingga malah mengakibatkan kerusakan alam”, tandasnya.
Sementara ketika dikonfirmasi, Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Kabupaten Blora sangat mengapresiasi kegiatan Jum'at Bersih di Kali Grojogan.
“Ya, kami sangat mengapresiasi. Seperti kita juga melakukan penanaman bunga di Taman Grojogan hari ini. Mohon sebaiknya dirawat bersama”, pinta Kepala Dinrumkimhub Blora Pratikto Nugroho, S.Sos, MM melalui Supriyono (43) Seksi Pertamanan, Jum'at (5/2) lalu.
Supriyono menambahkan, untuk menciptakan keindahan dan kebersihan kota memang harus dilakukan secara bersama-sama.
“Bukan hanya dari dinas terkait saja, tapi masyarakat juga harus turut andil bersama menjaga keindahannya”, pungkasnya.
Selain membersihkan Kali Grojogan, terlihat para relawan ARTYS juga melakukan pengecatan taman Grojogan dan pemasangan spanduk ucapan Imlek Hari Raya Tahun Baru Cina 2021. (*)